Armenia Umumkan Rencana Mundur dari CSTO: Langkah Strategis di Tengah Dinamika Geopolitik
- admin
- 0
kfoodfair2015.com – Armenia telah mengumumkan rencana untuk mengundurkan diri dari Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO), sebuah aliansi pertahanan yang mayoritas anggotanya adalah negara-negara bekas Uni Soviet dan dipimpin oleh Rusia. Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, menyatakan keputusan ini dalam sebuah sidang parlemen pada hari Rabu (12/6), menanggapi pertanyaan dari anggota parlemen dari partai oposisi.
“Kami akan keluar dari CSTO. Saya tidak terintimidasi oleh kemungkinan ini. Kami akan menentukan waktu keluar kami sendiri,” ungkap Pashinyan, menurut laporan Anadolu Agency.
CSTO, yang didirikan pada tahun 2002, adalah aliansi yang terdiri dari enam negara bekas Uni Soviet: Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Rusia, dan Tajikistan. Aliansi ini bertujuan untuk kerjasama pertahanan di antara anggotanya, mirip dengan prinsip-prinsip NATO. Menurut Pasal 4 dari perjanjian aliansi, serangan terhadap salah satu anggota dianggap sebagai serangan terhadap semua anggota.
Keputusan Armenia untuk meninggalkan CSTO datang setelah beberapa tahun peningkatan ketegangan dengan Azerbaijan, terutama mengenai wilayah Nagorno-Karabakh, yang secara internasional diakui sebagai bagian dari Azerbaijan tetapi mayoritas penduduknya adalah etnis Armenia. Konflik ini telah berlangsung selama tiga dekade dan mencapai puncaknya dalam konflik 44 hari pada tahun 2020, di mana Armenia mengalami kekalahan besar setelah Azerbaijan melakukan serangan menggunakan drone dan jet tempur F-16 yang disediakan oleh Turki.
Pashinyan telah sebelumnya menyuarakan dukungan untuk Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia dan mengkritik Moskow karena dianggap gagal mencegah agresi Azerbaijan terhadap Armenia. Keputusan untuk keluar dari CSTO merupakan langkah berani yang mencerminkan pergeseran signifikan dalam politik luar negeri Armenia di tengah dinamika regional yang berubah.