Tantangan TikTok di AS: Divestasi atau Blokir?
- admin
- 0
kfoodfair2015.com – TikTok, platform media sosial yang populer, menghadapi ketidakpastian di Amerika Serikat (AS) karena ByteDance, induk perusahaannya, harus mempertimbangkan divestasi atau risiko pemblokiran di AS. Kebijakan ini muncul karena kecurigaan bahwa TikTok digunakan oleh pemerintah China untuk kegiatan mata-mata terhadap warga AS.
Meski TikTok membantah tuduhan tersebut dan menegaskan independensinya, hubungan antara Washington dan Beijing terpaut erat dengan kesuksesan TikTok di AS. Dengan 170 juta pengguna bulanan di AS, opsi divestasi menjadi kompleks, terutama dengan kemungkinan campur tangan pemerintah China yang dapat menggagalkan penjualan saham TikTok di AS.
Nilai TikTok yang mencapai US$100 miliar menjadi kendala dalam proses transaksi, dengan perkiraan pendapatan TikTok di AS pada 2023 mencapai US$16 miliar hingga US$20 miliar, menyumbang sekitar 16% dari total pendapatan ByteDance. Meskipun perusahaan seperti Meta atau Alphabet memiliki sumber daya finansial yang cukup, undang-undang anti persaingan dapat menjadi hambatan.
Selain itu, tantangan utama terkait dengan algoritma TikTok yang menjadi inti operasional ByteDance. Kemungkinan kecil algoritma ini akan dibuka kepada pihak lain, dan TikTok telah menegaskan ketidaksediaannya menjual aplikasinya tanpa algoritma yang merupakan landasan operasionalnya.